Menggali Potensi Diri Dengan Meditasi Pembuka Cakra
Monday, June 4, 2012
0
komentar
MEDITASI
CAKRA dan OLAH SEMEDI
Meditasi
dibagi dalam dua alur besar. Yakni meditasi mikorokosmos atau pemusatan
konsentrasi pada jagad alit yakni unsur-unsur yang ada dalam diri tubuh kita.
Dan meditasi makrokosmos atau meditasi jagad ageng. Meditasi cakra merupakan
subsistem dari meditasi mikrokosmos.
CAKRA DASAR,
ROOT CHAKRA, Jayengdriyo, Muladhara :
Cakra
pertama. Terletak di dasar tulang belakang, berfungsi meningkatkan kemampuan
kita dalam bertahan hidup dan beradaptasi. Cakra ini sekali terbuka akan
memberikan stabilitas yang kita perlukan untuk memikul beban kita sehari-hari.
Ketika cakra dasar ini masih tertutup akan membuat kita takut pada perubahan.
Tetapi sekali terbuka akan menciptakan peluang bagi kita untuk menggapai
kesempatan merasakan indahnya kehidupan serta suatu kenikmatan dan anugrah yang
menakjubkan dalam kehidupan ini.
SEXUAL
CHAKRA, JANALOKA atau Swadhishtana:
Cakra kedua
ini terletak di balik wilayah alat genital. Sepadan dengan bait al-mukadas.
Cakra ini berkaitan dengan energi dan gairah seksual. Apabila energi
mengalir bebas diwilayah ini akan membawa energi positif dalam hidup kita.
Penyumbatan di daerah ini dapat mengakibatkan masalah seksualdan reproduksi
yang akan menghambat energi mengalir bebas dan menyebabkan energi negatif dalam
hidup kita.
CAKRA
PUSAR, NAVEL CHAKRA atau Manipura :
Cakra
ketiga. Cakra ini hubungannya dengan energi dan terletak di bawah pusar. Cakra
ini merupakan pusat kekuatan tubuhdan merupakan titik luncur untuk energi
prana. Meditasi pada cakra ini akan membawa energi besar dan dapat digunakan untuk
menyerap energi yang besar pula. Biasanya meditasi cakra pusar secara efektif
diterapkan untuk membangkitkan “tenaga dalam” dan untuk penyerapan energi alam
seperti energi ombak laut, energi angin, energi api, energi matahari, energi
rembulan, energi bumi dsb.
CAKRA HATI,
HEART CHAKRA atau Anahata :
Cakra
keempat. Sepadan dengan bait al-muharam. Panggulunganing raosing karsa.
Cakra hati terletak persis di daerah jantung-hati dan berhubungan dengan
kebaikan yang besar dan cinta kasih. Meditasi pada cakra ini dapat memiliki
pengalaman batin yang mendalam dan membuka hati untuk dapat merasakan keindahan
sejati dalam memahami alam semesta. Cakra ini berfungsi pula untuk
menghubungkan antara pikiran (kesadaran) tubuh (ragawi) dengan kesadaran jiwa
(batin).
CAKRA
TENGGOROKAN, THROAT CHAKRA atau Vishuddha :
Cakra
kelima. Sepadan dengan bait al-makmur. Titik energi cakra ini terletak di dasar
tengkorak. Pusat energi ini terutama terkait dengan kemampuan kita untuk
mengekspresikan diri kita sendiri dan juga memiliki dampak langsung pada sistem
kelenjar kita. Membuka cakra ini akan membantu mereka yang memiliki kendala
sulit berkomunikasi.
CAKRA ALIS,
BROW CHAKRA, PAPASU, atau Ajna :
Disebut pula
cakra keenam. Alam papat (empat); sukma wisesa (alam nuriah), sukma purba (alam
siriyah), sukma langgeng (alam hidayat), sukma luhur (alam jamma). Cakra ini
terletak di antara kedua alis mata, disebut juga sebagai mata ketiga. Sebagai
titik di mana alam pikiran sadar dan alam pikiran bawah sadar datang
bersama-sama untuk membuka kemampuan kita secara psikhis (innerworld) dan
intuitif (kebatinan).
Meditasi
pada cakra mata ketiga (third eye) ini paling digemari para pemula meditasi.
Karena diperolehnya wawasan yang dalam dan luas bahkan mata ketiga dapat mulai
terbuka. Memungkinkan seseorang dapat melihat dimensi gaib dengan mata
batinnya (third eye vision).
CAKRA
MAHKOTA, CROWN CHAKRA, atau Mahasrara :
Disebut pula
sebagai cakra ketujuh. Alam langgeng, Uluhiah, Sang Jati. Ini dianggap sebagai
chakra rohani, di mana orang dapat menemukan kebijaksanaan yang sejati di mana
pengetahuan lahir dan batin, pengalaman fisik dan metafisik, wadag dan gaib,
semua dapat dialaminya.
Cakra ini
sebagai titik energi di mana pencerahan sejati dan bentuk realisasi diri dapat
terjadi. Dalam tradisi Jawa, mengasah cakra mahkota dapat menjadikan seseorang
menjadi Permana Jati. Yakni mampu weruh sadurunge winarah atau mampu melihat
sesuatu yang bersifat futuristik, dan weruh kasunyatan jati atau mengetahui
kenyataan sesungguhnya apa yang sebenarnya terjadi di alam fana (jagad wadag)
dan alam keabadian (jagad gaib).
Dapat dikatakan, terbukanya cakra
mahkota dapat membuat seseorang menyaksikan dan memahami suatu kenyataan, baik
sesuatu secara fisik maupun gaib. Oleh karena itu terbukanya cakra mahkota
dapat meraih ngelmu kasunyatan (pengetahuan yang nyata) yang meliputi
wahana fisik dan gaib. Kita jadi tahu apa yang sesungguhnya terjadi sekalipun
di alam gaib.
Oleh sebab itu, bermeditasi pada cakra ini akan menghasilkan efek
yang mendalam dan harus didekati dengan cara hati-hati dan dibekali pemahaman
yang memadai. Karena bisa jadi pelaku meditasi akan terkejut dan bingung
melihat kasunyatan gaib (realitas gaib), ternyata tidak sesuai dengan apa yang
tidak sekedar diyakininya (ujare, katanya) selama ini.
Dalam spiritual Jawa
seseorang yang dapat menerima “Wahyu Keprabon” atau wahyu kepemimpinan (wahyu
singgasana kekuasaan untuk menjadi RI-1) atau dalam pewayangan dinamakan “Wahyu
Makutarama” hanyalah orang-orang yang sudah terbuka cakra ketujuhnya. Sehingga
akan membawa keberhasilan seorang Presiden dalam masa kepemimpinannya.
Meditasi
merupakan PEMUSATAN PIKIRAN, mengkonsentrasikan DAYA CIPTA pada satu titik yang
ada di dalam tubuh kita. Arah pemusatannya melalui jalan sugesti atau saran dari
kekuatan pikiran. Pemusatan pikiran pada satu hal saja yakni pada cakra-cakra
yang ingin dibuka atau dibangkitkan.
Sementara
itu, olah semedi merupakan penghentian atas semua gerak-gerik cipta. Digantikan
dengan PEMUSATAN pada RAHSA atau rasasejati untuk memahami sejatining rasa
pangrasa. Pemusatan rasa akan terjadi setelah kita MELEPAS SEMUA KEGIATAN
PIKIR-MEMIKIR.
Sehingga akan dicapai keadaan “suwung” atau kosong dari segala
pikiran dan kemudian masuk (manjing) ke dalam keheningan batin yang “suwung” (awang
uwung). Duwe rasa ora duwe rasa duwe, atau “punya rasa, tidak punya rasa
punya”. Nah, untuk meraih keberhasilan dalam membuka cakra ketujuh, Anda harus
melakukan olah semedi.
Meditasi
pada cakra-cakra kita merupakan cara yang efektif untuk membangun energi dan
meraih kesadaran spiritual. Ada tiga cakra yang harus kita konsentrasikan untuk
meraih keberhasilan. Hal ini akan membuahkan hasil terbesar serta meningkatkan
kesadaran dimensi kita dalam waktu sesingkat mungkin. Ini sangat dibutuhkan
bagi siapapun yang ingin meraih kesembangan yang lebih baik. Keseimbangan diri
dengan dimensi sosial (self & social dimension), diri dengan alam
(microcosmos & macrocosmos). Orang yang meraih “keseimbangan”
akan berada dalam irama yang harmoni. Yakni orang-orang yang selalu memperoleh
berkah dan anugrah, yang selalu menebar berkah dan anugrah kepada seluruh
makhluk. Itulah orang yang meraih derajat kemuliaan. DERAJAT KEMULIAAN
ditentukan oleh apa yang diperbuat seseorang selama hidupnya. Apakah Anda
percaya, jika kondisi seseorang menjelang ajal termasuk mencerminkan derajat
kemuliaannya? Sudah berapa kali Anda menunggui orang di saat menjelang ajal?
Cobalah cermati dgn kepekaan mata hati, dengan kebeningan mata batin, ternyata
“keyakinan” seseorang tidak berhubungan langsung dengan kondisi akhir saat
sakaratul maut tiba. Yang menentukan derajat tetap saj perbuatan. Bagi yang tak
percaya boleh saja toh kelak akan membuktikan sendiri pada waktu yang sudah
terlambat. Keyakinan yang dianut sebagai sarana pendidikan untuk membangun budi
pekerti luhur bagi penganutnya. Budi pekerti menentukan “corak warna” apa yang
diperbuat oleh seseorang. “Corak warna” perbuatan setiap orang lah yang pada
akhirnya menentukan derajat kemuliaan. Yang ada adalah ngunduh uwohing pakarti,
atau menuai buah budi pekerti, bukan ngunduh uwohing agami. Karena agami
berfungsi sebagai salah satu “media tanam” bagi tumbuhnya “tanaman” bernama
budi pekerti luhur.
Meditasi
cakra merupakan salah satu cara di antara milyaran cara yang dapat dilakukan
manusia untuk menggapai level keluhuran budi pekerti, untuk meraih derajat
kemuliaan hidup yang tinggi. Seseorang yang telah terbuka cakra mahkotanya,
ialah orang yang telah mencapai maqom ke 7. Tentu saja derajat maqom ini akan tercermin
dalam pola pikir, segala sikap, dan tindak perbuatannya. Sebaliknya fanatisme
terhadap suatu agama, budaya, dan falsafah hidup barulah mencerminkan
terbukanya cakra level dasar. Celakanya, orang-orang yang baru
terbuka cakra dasarnya biasanya justru bersikap seolah sudah menggapai maqom ke
tujuh. Sudah merupakan hukum alam bahwa “air beriak tanda tak dalam”.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Menggali Potensi Diri Dengan Meditasi Pembuka Cakra
Ditulis oleh Doa Khusus Spiritual
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://doaspiritual.blogspot.com/2012/06/menggali-potensi-diri-dengan-meditasi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Doa Khusus Spiritual
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment