kisah Nabi Saleh AS
Sunday, January 6, 2013
0
komentar
Kisah Nabi Saleh AS
pada
zaman rasul. yuk kita lanjut cerita ke nabi kita Shaleh As.Tsamud adalah nama
suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bagian dari bangsa Arab
dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat
tinggal di suatu dataran bernama ” Alhijir ” terletak antara Hijaz dan Syam
yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa
disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas
pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran
dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh
kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan
hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak,
kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas
tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka
hidup tenteram , sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah
dan bahwa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan
mereka.
Kaum
Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka
sembah dan puja, kepadanya mereka berqurban, tempat merekaminta perlindungan
dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.
Mereka tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk
jangkau dengan pancaindera.
Nabi
Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya
berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya
untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke
jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan
kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya
dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya.
Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah
diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mereka sendiri,
dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas,
cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Nabi
Shaleh memperkenalkan kepada Tuhan yang sepatut mereka sembah, Tuhan Allah Yang
Maha Esa, yang telah mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka,
menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan keperluan hidup
mereka, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka
dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup dan
kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka sembah dan
bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa
memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi
Shaleh memperingatkan mereka bahwa ia adalah seorang daripada mereka , terjalin
antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan
sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka.Ia
mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan
menjerumuskan mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan
dan kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa ianya adalah
pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mereka
adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk kebaikan
mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat kelak. Ia
mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang
ia serukan dan anjurkan dan agar meeka segera meninggalkan persembahan kepada
berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa seraya
bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama
ini telah mereka lakukan.Allah maha dekat kepada mereka mendengarkan doa mereka
dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.
Terperanjatlah
kaum Shaleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang
baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri.Maka
serentak ditolaklah ajakan Nabi Shaleh itu seraya berkata mereka
kepadanya:”Wahai Shaleh ! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas,
fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat. Pada
dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami
mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal
yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi
kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan
kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami
kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang
menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan
kepada kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan
nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami
menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan
untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu
dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu.Kami tidak mempercayai ucapan
kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang
kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu.”
Nabi
Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti
ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas
dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang
mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan
risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi di atas mereka, jika mereka
tidak mau menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara
ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mereka dan yang
tidak mengharapkan atau menuntut upah daripada mereka atas usahanya itu. Ia
hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang
akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan
kepada mereka.
Sekelompok
kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang yang
kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya
sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mrk yang tergolong orang-orang
kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak
ajakan Nabi Shaleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:” Wahai
Shaleh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau
telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan
fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah mengeluarkan
kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak
memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai
nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau
dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut
dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan
bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin
diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.Jika engkau merasa bahwa
engkau sehat badan dan sihat fikiran dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai
arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu
menyiarkan agama barumu dengan mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami
tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh
orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi
Saleh menjawab: ” Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak
mengharapkan sesuatu apapun daripadamu sebagai imbalan atas usahaku memberi
tuntunan dan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau
mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata
atas perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk
itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat
Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas
kebenaran dakwahku.
Janganlah
sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan
kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek
moyang kamu yang bathil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan
azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan
dan membinasakan aku dengan seruanmu itu.”
Setelah
gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia
bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya. Para
pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya, yang
makin lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah
dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Shaleh dan untuk membuktikan kebenaran
kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar
biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah
Memberi Mukjizat Kepada Nabi Shaleh A.S.
Nabi
Shaleh sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti daripanya berupa
mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis
habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal
memenuhi tentangan dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka
dengan menuntut janji dengan mereka bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang
mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan persembahan mereka dan
akan mengikuti Nabi Shaleh dan beriman kepadanya.
Sesuai
dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Shaleh
memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran
risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih
berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan
seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang
terdpt di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka
sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta
terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta
betina.
Dengan
menunjuk kepada unta yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi
Saleh kepada mereka:” Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan
biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai
giliran untuk mendptkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan
minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan
menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini.”Kemudian
berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa
mendapat gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah
perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada
hari-hari giliran unta Nabi Shaleh itu datang minum tiada seekor binatang lain
berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada
pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta
Nabi Shaleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang
melintang di dalam kerongkong.
Dengan
berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan mukjizat yang mereka tuntut gagallah para
pemuka kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan &
menghilangkan pegaruh Nabi Shaleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal
kepercayaan para pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka
dihasutlah oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak
senang dengan adanya unta Nabi Shaleh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun
mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta
Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan
diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan
unta Nabi Shaleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab
yang diancam oleh Nabi Shaleh bila untanya diganggu di samping adanya dorongan
keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mereka,
muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan
menyerahkan dirinya kepada siapa yang dapat membunuh unta Shaleh. Di samping
janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik
menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang
yang berhasil membunuh unta itu.
Dua
macam hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para
pemuka Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan
Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah
yang dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para
kafir suku Tsamud bila unta Nabi Shaleh telah mati dibunuh.
Dengan
bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana
biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempatminum. Dan
begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh
Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan
perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota
menyampaikan berita matinya unta Nabi Shaleh yang mendapat sambutan sorak-sorai
dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan
perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Mereka
berkata kepada Nabi Shaleh:” Wahai Shaleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah
datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu
diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam
kata-katanya.”
Nabi
Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan
azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta
itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan
telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak
akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh
bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah
ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan
taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Ada
kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi
Shaleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka
sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Shaleh
kepada risalahnya.
Akan
tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan
kepada Nabi Shaleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan
tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya
Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi
Shaleh memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mereka
akan didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mereka
terbangun dari tidurnya akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah
menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat
turunlah azab Allah yang pedih.
Mendengar
ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok
sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabi
Shaleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mereka mengadakan pertemuan
rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu
malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah
oleh keluarga Nabi Shaleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya.
Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh
siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika
mereka datang ke tempat Nabi Shaleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di
malam yang gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka
batu-batu besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika
merebahkan mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah
Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang
kafir. Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan
izin Allah berangkatlah Nabi Shaleh bersama para mukminin pengikutnya menuju
Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum
Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa
bumi yang mengerikan
Nabi
Shaleh Wafat
Nabi
Saleh dan orang-orang yang beriman bersamanya diselamatkan dari azab tersebut.
Al-Alusi menceritakan orang yang selamat bersama Nabi Saleh sebanyak 120 orang,
sementara yang binasa 5000 orang. baginda Wafat di Nawahiyir Rimlah di
Palestina
Kisah
Nabi Shaleh Dalam Al-Quran
Kisah
Nabi Shaleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah
Al-A’raaf, ayat 73 hingga 79, surah ” Hud ” ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah
” Al-Qamar ” ayat 23 sehingga ayat 32.
Pelajaran
Dari Kisah Nabi Shaleh A.S.
Pengajaran
yang menonjol yang dapat dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan
perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dapat
berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah
betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas
bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa
gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di
sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi
mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi
fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran
yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan
diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Bersikap
pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata
dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar
itu.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: kisah Nabi Saleh AS
Ditulis oleh Doa Khusus Spiritual
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://doaspiritual.blogspot.com/2013/01/kisah-nabi-saleh-as.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Doa Khusus Spiritual
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment